watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HUTANG UANG BAYAR ISTRI

Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada
kawanku yang satu ini. Namun, karena
keadaanku juga sangat mendesak, aku
memberanikan diri dengan harapan temanku bisa
membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang
sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam
bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang
sedikit pun. Memang aku mengerti keadaannya.

Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila,
yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat
ini belum punya pekerjaan.
Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera
permisi pada Darta.
“Gua jadi enggak enak nih..”
“Sudahlah Ta. Gua gak apa-apa koq. Gua cuma
nyoba aja, barangkali ada,” aku menukasnya,
takut membuatnya jadi beban pikiran.
“Ma, gua mau bisikin sesuatu..’ tiba-tiba Darta
mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan
aku benar-benar terkejut, ketika Darta
menawarkan istrinya untuk kutiduri.
“Gila lu.. Sialan..” ucapku.
“Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas
budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat
baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita
saling berbagi kesenangan..” begitulah ucap Darta
dengan serius.

Memang diam-diam sudah sejak lama aku selalu
memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji
Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila.
Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki
kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya
menggairahkan. Memang selalu terbungkus
rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku
dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh
Mila.
Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun,
aku memang suka langsung berpantasi;
membayangkan Mila jika berada di hadapanku
tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka
hati. Namun untuk berbuat macam-macam,
rasanya kubuang jauh-jauh. Karena aku sangat
tahu, Mila itu orang baik-baik, dan keturunan
orang baik-baik pula. Lihat saja penampilannya,
yang selalu terbungkus sopan dan rapi.

“Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia
mau?” aku pun akhirnya mulai terbuka.
“Kita pasang strategi, donk! Kalau secara
langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau,”
jawabnya.
“Gimana caranya?” aku penasaran.
Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya.
Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi.
Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya
bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti
Mila.www.ceritaindo.sextgem.com
“Mila..! Mila..! Milaa..!” Darta memanggil istrinya.

Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari
dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap
rapat.
“Ada apa, Bang?” tanya Mila.
“Tolong belikan rokok ke warung..!” kata Darta
sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.
“Baik, Bang,” Mila menerima uang itu, lalu ke luar.
Darta segera menyuruhku masuk ke dalam
kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku
mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah
ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar,
tampak masih terbuka.

Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang
datang. Mereka bercakap-cakap di ruang tamu.
Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang,
karena ada ditelepon sama bos-ku. Mila
kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu
mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu
yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.
Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu
ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu
pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apa-
apa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang
yang berderit dan suara kecupan bibir, entah
siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang
terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila
yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk..

Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke
lantai, satu persatu.
“Emh.. Ah.. Uh.. Oh..” Jelas, itu suara milik Mila.
“Euh.. He.. Euh..” nah kalau itu, suara Darta.
Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu
dengam hebatnya. Ranjang pun sampai
bergoyang-goyang begitu dahsyat.
“Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss..” suara Mila
membuat nafasku bergerak lebih kencang dari
biasanya.

Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam
puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan
mendengar suara dengusan nafas kedua insan
yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku
mulai membuka celanaku, bajuku dan celana
dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku
bergerak perlahan, ke luar dari tempat
persembunyian, kolong tempat tidur.
Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih
bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama
tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah
memasukan penisnya, dan sedang
memompanya turun naik, diiringi desahan nafas
yang tersengal-sengal. Konvensional. Mila
sepertinya lebih menikmati berada di posisi
bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat
tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta.

Aku mulai tidak tahan.
Tiba-tiba Darta semakin mempercepat
pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas
lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin
menjadi-jadi.
“Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh..” Hanya itu
yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya
disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
“Agh.. Agh..!” suara Darta mengakhiri pendakian
itu.
Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti,
kakinya masih menyilang erat, mengunci paha
Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi
apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek
dengan nafas yang lemah-lunglai.
Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk.

Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka
tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas
ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung
menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.
“Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..!
jangan..! setaan..!” Mila berontak. Ia sangat marah
tampaknya.
“Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia
sedikit kesempatan..” Darta yang menjawab,
sambil mengelus rambutnya.
“Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! bangsat..!”
Mila mendorong tubuhku.
Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku
tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras
tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun
agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta.
Mila berkali-kali meludahi mukaku. Tetapi aku
diam-diam menikmatinya. Bahkan ludahnya
malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.

Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun
penisku tetap agak seret untuk segera
menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan
dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya
masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena
aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap
berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga.
Akhirnya ia hanya diam.
Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua
kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu.
Kuremas-remas payu daranya yang ternyata
memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku
mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali.
Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku
bergerak perlahan-lahan, sampai akhirnya vagina
Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak
bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat
menikmatinya.

Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat
dari pada melakukannya dengan patung. Aku
terus memompanya, sampai napasku mulai
ngos-ngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke
arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus.
Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diam-
diam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila
ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam.

Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa
lebih cepat lagi. Tiba-tiba isakan tangisnya
berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian
memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi,
kakinya tiba-tiba mengunci pantatku. Aku
tersenyum, sambil mencumbui telinganya.
“Kau menikmatinya, sayang?” bisikku.

“Diam..!” dia membentakku. Namun aku yakin,
Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya.
Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila menekan
pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku,
agar aku merapatkannya kembali.
Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang
tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya
semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya
ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang.
Hingga detik-detik akhir pun akan segera tiba.
Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat
dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada
genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat.

Kugigit pelan lehernya.
“Agh.. Agh.. Agh..” Maniku keluar di dalam
vaginanya. Begitupun Mila.
“Akh.. Akh.. Akh.. Ss..” begitulah yang keluar dari
mulut Mila.
Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan
seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan
denganku.


Adult | GO HOME | Exit
1/4379
U-ON

inc Powered by Xtgem.com